Langsung ke konten utama

PATAH HATI

Rasanya saat ini ingin menangis sambil meraung - raung bahkan teriak. Saya sedih sekali, sakit dan patah hati rasanya.

Bukan lantaran putus cinta, tapi karena saya di kick off dari sebuah group penulisan. 
Dari awal saya berusaha untuk konsisten menulis, namun karena suatu hal qodaralllah saya tidak bisa menulis dalam satu hari, dan hal itu membuat saya berutang tulisan.

Saya juga sedih, 😭 saat saya merasa berjuang belajar menulis sendiri tanpa dukungan dari suami. Saya masih belum menemukan cara yang ampuh untuk memberitahukan dan agar suami mendukung keinginan saya menjadi penulis. 

Beberapa bulan lalu, saya coba menyampaikan keinginan saya menjadi penulis, dan suatu kelas online saya ikuti dengan izinnya. Saya berfikir Alhamdulillah akhirnya ia mengizinkan namum saya salah. Saat saya berusaha menungkan ide - ide tulisan saya, dengan menggunakan smartphone, ia menganggap saya maim hp terus. Saya bilang saya sedang ikut group antologi menulis. Lalu ia bilang "Buat apa sich kamu nulis - nulis gitu?"

"Ya Rabb..., saya mungkin salah terlalu fokus, tapi tak bisakah ia memahami saya sedikit? Cita - cita dan harapan saya yang ingin menjadi orang bermanfaat dengan menulis.

Sejak ia melontarkan pertanyaan yang tersirat larangan menulis bagi saya, akhirnya saya menulis diam - diam di belakangnya, namun tetap tugas domestik sebagai ibu rumah tangga tetap saya dahulukan. Namun meski demikian saya tak berani menulis bila ada suami di rumah. 

Kenapa harus dengan smartphone? Tidak gunakan laptop?
Dengan hp saya bisa mobile, mondar mandir dari dapur ke ruang makan sambil ngetik, atau sambil goreng saya ngetik. 
Memang kurang maksimal, tapi lumayan membantu. Jika dengan laptop saya harus duduk manis depannya saja. Sementara kadang anak - anak minta dikelonin atau ditemani saat lagi main. 

Namun usaha saya sepertinya kurang maksimal, atau mungkin kurang ridho suamikah? Saya sampai dapat pesan seperti ini.

"Assalamu'alaikum mbak. kami dari tim admin ingin memberitahukan bahwa mbak automatic left di ........., ya dikarenakan tidak setor lebih dari 4 kali ^^"

Rasanya patah hati saya, sedih rasanya namun saya tetap tidak patah semangat untuk menulis. 

Meski tanpa group, saya akan terus menulis.



Komentar

  1. Tetap semangat menulis. Masih banyak group yang bisa diikuti kok...:)

    BalasHapus
  2. Semoga sukses ke depannya ya Kak )

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...