Langsung ke konten utama

BALASANMU 4



Abas merasa kecewa sekali, karena ia tak bisa membawa kelompoknya untuk menang, namun rasa penasaran untuk tahu apa kekurangannya sehingga tak memang, membuat Abas menemui panitia dan psra juri.

Para juri melihat dan menilai jika kelompok Abas sudah sangat bagus dan baik sekali namun memiliki satu kekurangan, yaitu kurang kompak. Para juri berpendapat jika sebuah kelompok berkompetisi, maka salah satu penilaian yang besar adalah kekompakan dalam kelompok. Abas tak mengerti, seingatnya ia sudah membuat kelompoknya menjadi sangat kompak dan ia oun sudah meninggalkan dendamnya pada Ranti.
“Pak, jika menurut pak Amru dan pak Rudy kelompok saya tidak kompak, di bagian apa tidak kompaknya?” cecar Abas.
“Ehm..., jadi kamu tidak ingat ya?” sahut salah satu juri yang berbadan gemuk pendek bernama Rudy.
“Iya”
“Sewaktu praktek sains berlangsung, ada seorang siswi berjilbab panjang yang mencoba membantu kamu, tapi kamu tolak mentah – mentah dan kamu berucap jika kamu bisa sendiri tanpa bantuan gadis itu”
Abas diam, dia ingat, walau dendamnya sudah ia tinggal dan berusaha tak mengganggu Ranti, namun ia memang masih ketus pada Ranti.
“Sudah ingat?”
Abas hanya mengangguk dan tercenung, “Astaghfirullah” ucap Abas dalam hati.
Ia teringat pelajaran agama pekan lalu. Pak Shobiri menjelaskan mengenai ‘Dendam’ , pak Shobiri mengatakan jika kita sebagai umat islam tidak boleh memiliki dendam karena itu adalah penyakit hati. Tidak boleh bertengkar dengan sesama saudara muslim lebih dari tiga hari.
“Ah...!”
Abas menjatuhkan diri di sebuah kursi panjang di taman. Pikirannya menerawang mengingat perbuatannya pada Ranti. Kesombongannya membuat ia tak mau mengakui kebenaran, kebenaran sikap Ranti yang menolak untuk pacaran.

Abas bangkit dari tempat duduknya, berusaha mencari Ranti dan meminta maaf, ia tak mau rasa dendamnya membuat ia kehilangan kesempatan mendapat kebaikan berikutnya. Abas berjanji pada diri sendiri, mulai saat ini, iantak mau pacaran. Ia ingin fokus belajar dan membanggakan orang tuanya dengan prestasinya.

#HutangpostTantanganke2
#tobecontinue
#onedayonepost
#ODOPBATCH5












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...