#AKU6
Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu”
MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA.
Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati.
“Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”.
Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes terakhir dari dokter penyakit dalam. Aku tak bilang akan periksa ke dokter kandungan, dan saat tahu hamil aku akan memberitahunya ketika ia sudah pulang kantor, sudah makan dan siap tidur.
Kurang lebih lima puluh menit waktu yang ku tempuh dari rumah sakit untuk sampai ke rumah, Alhamdulillah sampai dengan selamat. Saat turun dari motor rasanya tak sabar ingin segera memberi tahu ibu mertuaku. Aku merasa banyak berutang budi pada ibu mertuaku, beliau sangat baik dan perhatian, sejak beliau tahu aku hamil dan harus bedrest beliau melayaniku sedemikian rupa bahkan beliau menyiapkan baskom, air di gelas dan sikat gigi lengkap dengan pasta giginya agar aku bisa menyikat gigi tanpa bangun dari ranjang. Aku sampai merasa tak enak hati, aku merasa malu karena belum bisa menjadi menantu yang lebih baik.
Aku jadi teringat pesan almarhumah ibuku beberapa bulan sebelum beliau tiada namun sedang dalam keadaan sakit dan di rawat di rumah sakit karena Diabetes Melitus type II yang di deritanya.
Almarhumah ibuku mengatakan jika ibu mertuaku itu orang yang sangat baik, tulus dan aku harus menyayangi ibu mertuaku itu. Aku hanya senyam – senyum dan mengatakan “Iya” pada ibuku.
Mengingat semua ketulusan dan kebaikan ibu mertua membuatku semakin tak sabar untuk menyampaikan kabar gembira yang sudah beliau tunggu sejak empat tahun yang lalu.
“Assalamu’alaiku....?” tak ada jawaban saat aku masuk ke dalam rumah. Mungkin beliau shalat.
Aku ketuk pintu kamarnya.
“Tok...tok..., Bu!”
“Masuk Win!” sahut ibu dari dalam kamar.
Aku menyalami beliau dan berucap penuh haru “Bu..., terima kasih ya atas doanya, Winda positif bu kata dokter dan usianya sudah tujuh minggu.”
Beliau berkaca – kaca mendengar penjelasanku kemudian aku tunjukkan foto print hasil USGnya.
“Selamat ya Win, selamat jadi ibu, semoga jadi anak yang soleh” ucapnya sambil memelukku.
“Iya bu, terima kasih.”
Aku mandi kemudian aku rebahkan diri ke ranjang. Lelah sekali tapi aku bahagia, Ya Allah de..., dede ngumpet di mana? Sampai USG empat dimensi tidak bisa melihat dede dalam perut ummi” ucapku pada janin di perut sambil senyum seakan ia di hadapanku.
Tak berapa lama kemudian suamiku pulang kamtor, ia memang terbiasa pulang larut, paling sore ia pulang jam sembilan dan pernah ia pulang pagi. Itu salah satu sebab kemungkinan kami lambat memperoleh keturunan, pola kerja dan istirahat yang tidak teratur.
Ia sudah mandi dan makan, sesaat habis shalat Isya aku memeluknya sebentar lalu ku tunjukkan hasil print USG dari dokter.
“Apa ini De?” suamiku membolak balik print foto USG itu.
“Kata dokter, aku positif hamil bang, usianya sudah tujuh minggu” ia memelukku kemudian langsung sujud syukur, ia menangis terharu, bahagia dan merasa sangat bersyukur. Ia memelukku kembali.
Malam ini, menjadi malam yang sangat indah bagi keluarga kami, Alhamdulillah.
#HutangpostSabtu27/1/2018
#tobecontinueanotherpart
#onedayonepost
#ODOPBATCH5
Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu”
MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA.
Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati.
“Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”.
Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes terakhir dari dokter penyakit dalam. Aku tak bilang akan periksa ke dokter kandungan, dan saat tahu hamil aku akan memberitahunya ketika ia sudah pulang kantor, sudah makan dan siap tidur.
Kurang lebih lima puluh menit waktu yang ku tempuh dari rumah sakit untuk sampai ke rumah, Alhamdulillah sampai dengan selamat. Saat turun dari motor rasanya tak sabar ingin segera memberi tahu ibu mertuaku. Aku merasa banyak berutang budi pada ibu mertuaku, beliau sangat baik dan perhatian, sejak beliau tahu aku hamil dan harus bedrest beliau melayaniku sedemikian rupa bahkan beliau menyiapkan baskom, air di gelas dan sikat gigi lengkap dengan pasta giginya agar aku bisa menyikat gigi tanpa bangun dari ranjang. Aku sampai merasa tak enak hati, aku merasa malu karena belum bisa menjadi menantu yang lebih baik.
Aku jadi teringat pesan almarhumah ibuku beberapa bulan sebelum beliau tiada namun sedang dalam keadaan sakit dan di rawat di rumah sakit karena Diabetes Melitus type II yang di deritanya.
Almarhumah ibuku mengatakan jika ibu mertuaku itu orang yang sangat baik, tulus dan aku harus menyayangi ibu mertuaku itu. Aku hanya senyam – senyum dan mengatakan “Iya” pada ibuku.
Mengingat semua ketulusan dan kebaikan ibu mertua membuatku semakin tak sabar untuk menyampaikan kabar gembira yang sudah beliau tunggu sejak empat tahun yang lalu.
“Assalamu’alaiku....?” tak ada jawaban saat aku masuk ke dalam rumah. Mungkin beliau shalat.
Aku ketuk pintu kamarnya.
“Tok...tok..., Bu!”
“Masuk Win!” sahut ibu dari dalam kamar.
Aku menyalami beliau dan berucap penuh haru “Bu..., terima kasih ya atas doanya, Winda positif bu kata dokter dan usianya sudah tujuh minggu.”
Beliau berkaca – kaca mendengar penjelasanku kemudian aku tunjukkan foto print hasil USGnya.
“Selamat ya Win, selamat jadi ibu, semoga jadi anak yang soleh” ucapnya sambil memelukku.
“Iya bu, terima kasih.”
Aku mandi kemudian aku rebahkan diri ke ranjang. Lelah sekali tapi aku bahagia, Ya Allah de..., dede ngumpet di mana? Sampai USG empat dimensi tidak bisa melihat dede dalam perut ummi” ucapku pada janin di perut sambil senyum seakan ia di hadapanku.
Tak berapa lama kemudian suamiku pulang kamtor, ia memang terbiasa pulang larut, paling sore ia pulang jam sembilan dan pernah ia pulang pagi. Itu salah satu sebab kemungkinan kami lambat memperoleh keturunan, pola kerja dan istirahat yang tidak teratur.
Ia sudah mandi dan makan, sesaat habis shalat Isya aku memeluknya sebentar lalu ku tunjukkan hasil print USG dari dokter.
“Apa ini De?” suamiku membolak balik print foto USG itu.
“Kata dokter, aku positif hamil bang, usianya sudah tujuh minggu” ia memelukku kemudian langsung sujud syukur, ia menangis terharu, bahagia dan merasa sangat bersyukur. Ia memelukku kembali.
Malam ini, menjadi malam yang sangat indah bagi keluarga kami, Alhamdulillah.
#HutangpostSabtu27/1/2018
#tobecontinueanotherpart
#onedayonepost
#ODOPBATCH5
Huaa mbakkk aku ikut deg2an baca serial cerita mbak dr pertama sampai yg ini. Smoga sehat slalu yya mbak
BalasHapus😊aamiin, terima kasih
HapusSemoga jadi anak Sholeh. Btw, sebagai pembaca layar belakang blog kurang nyaman untuk ngebaca
BalasHapusAamiin, baik nanti saya setting lagi. Terima kasih masukannya.
HapusWaahhh.. Alhamdulillah
BalasHapusTerima kasih
HapusBarakallah
BalasHapusAamiin😊
HapusSelamat mba Eka, semoga jadi anak sholeh/ sholeha :)
BalasHapusAamiin😊
HapusTerima kasih yang sudah berkunjung.😊🙏
BalasHapusSemoga sehat selalu. Calon ibu yang luar biasa.
BalasHapus