Gambar Berawan.Com
#AKU4
Setelah bicara dengan dokter penyakit dalam, aku harus rawat inap karena kondisiku memerlukan pemantauan lebih lanjut. Setelah itu, di temani suami, ibu mertua dan suster aku digiring ke ruang dr. Rudy, di dalam ruangan itu terlihat alat USG yang canggih. Dan harum ruangan itu seperti harum minyak wangi non alkhohol yang suami suka pakai saat shalat ke mesjid.
Saat melihat sosok dr. Rudy, dari wajah dan sikapnya menandakan ia seperti orang yang memiliki pemahaman agama yang baik. Namun tetap saja aku merasa rish karena ia dokter laki – laki. Tetapi Alhamdulillah yang menyiapkan USG transv nya adalah susternya, dr. Rudy hanya menggerakan alatnya dan matanya tertuju pada layar monitor yang terhubung dengan alat USG itu.
“Bagaiamana dok?”
“Ehm..., masih belum terlihat kantong hamilnya, nanti ibu tes melalui darah ya!”
“dr. Marly sudah meminta saya dok untuk tes darah”
“Oh, bagus”
“Itu, yang bulat – bulat kecil hitam apa dok?” tanyaku penasaran saat melihat layar monitor.
“Itu kista bu, tapi biasanya akan hilang jika ibu hamil dan melahirkan maka kistanya akan hilang sendiri bu.”
“Jadi, saya belum hamil dok?”
“Kita tunggu hasil darahnya dulu ya!”
“Ok dok.”
Usai periksa di ruang dr. Rudy, aku pun beristirahat di kamar rawat inap. “MasyaAllah” saat ada orang yang ingin memiliki keturunan dengan proses berliku, di saat yang lain ada orang yang menyianyiakan anugerah indah titipan Ilahi.
Dua hari di rawat, demam dan menggigilku mereda tapi apa penyakit yang ku alami belum bisa ditemukan dokter, namun selama perawatan dokter Marly memberiku obat penguat janin yang langsung di suntikan melalui perut. Aku berpositif thingking jika dokter Marly mengindikasikan aku hamil.
Hari ketiga di rawat saat visit dokter aku sudah lebih baik. Kemudian aku mengeluh jika ada benjolan pada leherku dan rasanya sakit. Saat sang dokter menyentuhnya untuk diperiksa. “Oooh....., ibu sakit gondongan ini” ucap sang dokter tersenyum.
Aku ikut tersenyum, antara malu dan bersyukur. Malu karena sampai terasa heboh sakit yang dialami tidak tahunya hanya Gondongan. Dan bersyukur tidak mengalami penyakit serius lainnya, Alhamdulillah.
Dokter pun memperbolehkan aku untuk pulang.
Hari Kamis siang aku pulang dan menerima hasil tes darah kehamilan. Agak tak mengerti bagaimana membacanya karena memang harus dr. Marly yang baca. Dan aku pun menerima surat rujukan untuk konsul dengan dr. Marly kembali terkait hasil tes darahku pada hari senin.
Senin malam tiba, aku masuk ruangan dokter Marly, berharap Allah berikan keajaiban jika aku benar – benar hamil. Ada rasa dag...dig...dug..., dalam hati.
Dan ketika membaca hasil tes darah dr. Marly mengatakan dari hasil tes darah aku positif hamil dengan usia empat minggu. Kemudian dr. Marly pun memeriksaku dengan USG, dan saat melihat layar sang dokter hanya menggelengkan kepala dan berkata “Masih belum ada kantong hamilnya”
Usai pemeriksaan. “Jadi bagaimana dok?”
“Ibu, memang pernah hamil tapi tidak jadi sepertinya keluar sendiri dengan flek yang ibu alami”
“Ooh..gitu ya dok?” sahutku lemas dan sedih
“Tapi saya gak kasih obat ya bu, biar keluar sendiri aja!” ucap dr. Marly.
Dari ucapannya aku merasa ada hal tersirat jika ia sendiri masih ragu antara aku hamil atau tidak. Tapi...ya sudahlah, mungkin Allah ingin aku dan suami untuk berikhtiar lagi dengan semangat.
Setelah mendengar keterangan dr. Marly, aku pun langsung masuk mengajar kembali dan naik motor lagi. Namun suami berpesan agar hati – hati saat mengendarai motor dan jangan ngebut. Aku dan suami masih berada antara pasrah dan berharap, pasrah ya sudah jika memang belum jadi hamilnya dan berharap Allah kasih keajaiban si dede dalam perut lagi sembunyi dan tak diketahui orang lain meski dengan USG namun sebenarnya ia ada di dalam.
#tobecontinue
#onedayonepost
#ODOPBATCH5

Komentar
Posting Komentar