Langsung ke konten utama

AKU2


#AKU2


Menjadi orang tua, ibu atau ayah adalah hal yang diinginkan oleh manusia normal pada umumnya. Setelah menikah selama empat tahun dan disertai berbagai usah tak juga memberikan hasil kehamilanku. Sampai saat ibuku tiada akupun belum juga hamil. Padahal alm.ibu sangat ingin melihat cucu dariku. Namun Allah SWT berkehendak lain, tapi aku yakin takdir Allah itu selalu lebih indah dari rencana manusia.

Beberapa bulan berlalu setelah kepergian ibuku, dan dengan proses tradisional yaitu urut beberapa kali akhirnya Allah memberi jawaban pada doaku dan suami. Aku hamil, walau tidak yakin karena belum melakukan testpack paling tidak itulah yang dikatakan Emak Nyanawiah si dukun urut dan beranak.
Karena penasaran, akhirnya aku langsung beli alat testpack yang murah saja beberapa buah. Hasilnya agak aneh, “Samar” meski dua garis namun garis yang satunya tampak malu – malu untuk keluar. “Ah...”aku masih percaya dan tidak.
Namun seminggu setelah testpack, keluar flek tanda seperti akan datang bulan, “Bang! Kita usaha apalagi ya? Apa kita perlu INSEMINASI agar punya anak? Waktu itu kita mau Inseminasi tapi terpotong bulan Ramadhan, gimana ya bang?” tanyaku setengah mengeluh dan pasrah.
Flek yang kualami ini agak banyak dan disertai sedikit rasa mulas di perut. Padahal sebelum ini, jika datang bulan aku tidak pernah merasa mulas.
Hari ketiga flek keluar cairan deras berwarna pink dibarengi rasa mulas yang semakin menjadi, aku sampai beristighfar dan menungging diatas kasur. Tak tega melihat istrinya kesakitan dan pucat, suamiku langsung membawaku kembali ke dukun urut itu.
“Nggak apa – apa neng, gak mau kotor bocahnya lagi ngebersihin dianya”
Aku dan suami diam. Pulang dari sana, kami sepakat ke dokter, karena hari Minggu jadi tak ada dokter kamdungan yang praktek. Kami akhirnya ke dokter umum. Aku diminta melakukan tes urine dan tes darah.
Saat hasil keluar, Alhamdulillah hasil tes darah tidak masalah aku sehat kemudian hasil test urine aku positif samar, meski sama samar namun hasil garisnya lebih terlihat.
“Bu, hasilnya positif samar, jika ibu tidak hamil maka tidak positif samar bu. Ibu saya kasih rujukan ke dokter kandungan besok pagi ya bu!”
“Oh, ok dok” sahutku pelan karena sedikit lemas.
“Ibu juga harus bedrest”

Ke eseokan pagi, dengan hati berdebar, menanti jawaban “Iya ibu hsmil” Aku dan suami pergi ke rumah sakit yang kemarin datang. Dan menemui dokter kandungan.
Karena dapat rujukan, Allhamdulillah dapat normor urut kedua.
Saat didalam terlihat dokter muda enerjik dan cantik dengan jilbab gaulnya. Akupun memberikan hasil tes kemarin dan menceritakan yang kualami. Kemudian dokter melakukan usg padaku, dan berkata. “Maaf bu, di rahimnya belum ada kantung hamil, tapi justru ada kista bu”
“Lho! Hasil testpacknya dok?”
“Positif samar ibu belum tentu hamil ya bu!” ungkap dokter itu tanpa ditutup – tutupi.
“Gitu dok?”
“Iya, ini saya kasih obat biar darahnya dikeluarkan kemudian kita bisa promil ya bu!”  ucap dokter cantik berhidung mancung mirip perempuan arab itu.
Aku dan suami diam saja. Dalam hatiku, besar harapan agar aku benar – benar positif hamil. Aku dan suami agak bingung saat itu, manakah yang bisa kami percayai, seorang dokter dengan pendidikan tinggi serta alat canggih atau seorang dukun urut tradisional yang sudah sangat berpengalaman?

#tobecontinue
#onedayonepost
#ODOPBATCH5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...