Langsung ke konten utama

Pendengar Yang Baik


Selasar.Com

Postingan ini, harusnya bisa tayang tgl 2, tapi karena satu dan lain hal, saya belum bisa selesaikan.

Langsung yoo…
Kebutuhan perempuan untuk bicara lebih banyak dari pria memang sudah menjadi kodrat. Bagi seorang istri yang tidak tersalurkan untuk berbicara, maka kondisi secara psikologisnya akan terganggu. Dan jika ia telah memiliki anak, maka tidak menutup kemungkinan jika ia dapat bertindak kasar pada anak sebagai jalan pelampiasan dari psikologis yang terganggu.

Menjadi pendengar yang baik tanpa memotongnya pembicaraan istri, akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi sangat baik.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, menciptakan satu mulut dan dua telinga agar menjadikan kita lebih mendengar daripada berbicara.

Seorang Pria tak perlu banyak bicara dan banyak menasehati istrinya, cukup dengan menjadi pendengar yang baik, maka apapun yang ia katakan akan didengar oleh istrinya. Karen berbicara puluhan ribu kata merupakan kebutuhan batin seorang istri sebagai perempuan normal.

Seorang bijak pernah berkata, “Agar Anda menjadi orang penting, maka jadilah orang yang merasa bahwa pembicaraan orang lain itu penting (memerhatikan).”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam adalah manusia yang paling baik dalam mendengar. Ya, beliau adalah pendengar yang baik. Ketika datang seorang wanita tua kepada beliau, beliau mendengarkannya dengan penuh perhatian. Dan ketika datang pula kepadanya seorang anak perempuan, memegang tangan beliau dan mengajaknya berbicara, beliau pun mendengarkannya dengan seksama. Bahkan beliau selalu menghadapkan badannya kepada lawan bicaranya sehingga mereka merasa diperhatikan. Rasulullah benar-benar mendapat tempat yang istimewa di hati para sahabatnya.

Kalau ustad Bendry katakan, istri hanya butuh di cicakin, hehehee…
“Oh, gitu ya, ckckck…”
“Ehm… ,ckckck”

Sebelum tidur, Rasul selalu mendengarkan cerita dan keluh kesah dari istrinya.

Di negeri ini, terlalu banyak orang yang menjadi pembicara hebat. Namun sangat sedikit yang menjadi pendengar yang baik.

Betapa banyak kelas-kelas Public Speaking digelar, tapi tak ada kelas yang menjadikan anda sebagai pendengar yang baik kecuali karena kesadaran anda untuk dapat menghargai orang lain terutama pasangan anda.

Lalu, anda Rasul bukan, orang penting bukan. Kok tidak mau mendengarkan istri anda?

By. Winda Novianti

#Day2
#ODOP
#EstrilookCommunity
#jadilahpendengar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...