Saat para Ayah pergi mencari ilmu tentang pendidikan, adalah sebuah harapan besar untuk kebangkitan umat.
Seorang Ayah adalah pemimpin dan kepala keluarga, ia bertanggung jawab atas keluarga agar tak masuk ke dalam neraka. Peran Ayah dalam mendidik anak tidak kalah penting dengan peran seorang Ibu. Namun kenyataan sekarang ini, banyak diantara Ayah yang meninggalkan pendidikan untuk keluarganya dan menganggap cukup hanya dengan memberi nafkah.
Ayah juga sering menjadi fasilitator bagi nafsu anak, sebagai contoh Ayah menganggap sayang pada anak dengan membelikan mainan seperti Playstation.
Hal tersebut diatas sebenarnya adalah bentuk penzaliman terhadap anaknya. Karena memberi sesuatu yang dapat menjerumuskan anak pada perbuatan tidak berguna dan dapat melalaikan kewajiban.
Ayah wajib mendidik istri dan anak memberi contoh keteladanan. Karenanya Ayah wajib mencari ilmu dalam mendidik dan menghukum anak, agar anak kembali beradab.
Ketika anak sudah membicarakan merk, maka Ayah wajib meluruskan. Karena hal tersebut gawat, anak kurang bahkan belum memahami konsep harta.
Ilmu Rusyda terdapat dalam Qs. Annisa / 5-6 Memahami kemampuan kematangan akal anak dengan tolak ukur harta.
Pelajar tugas belajar, seharusnya hidupnya sederhana.
Annisa /34 ayat ini berbicara konsep maka akan terjadi apa yang disampaikan pada ayat -35.
Suami harus menjadi ArRizal, Rizal adalah Ruzula yang artinya jantan. Lelaki jantan itu lelaki yang menegakkan shalat lima waktu di Masjid.
An Nur /36 Maunya Allah, laki-laki shalat di masjid.
An Nur/37 Lelaki jantan itu ketika ia tidak dilalaikan oleh bisnisnya sehingga meninggalkan shalat jamaahnya di masjid.
Bisnis dan mencari uang adalah tugas pria. Dan pria itu berkewajiban menafkahkan sebagian hartanya kepada keluarganya.
Allah langsung menunjuk pria sebagai Qawwamah, salah satu artinya adalah sebagai Murabbi (guru) yang mendidik dan mengajarkan istri dan anaknya.
Seorang pria harus dapat menjadi pribadi mengagumkan bagi keluarga terutama mengagumkan sebagai seorang ayah.
Setiap permasalahan yang terjadi pada anak, tidak selalu harus diselesaikan pada anaknya, tetapi selesaikan dulu hubungan Ayah dengan Allah dan dapat dilihat dari Shalat.
Ayah memiliki kunci yang Ibu tak punya yaitu, kepemimpinan (Qawwamah) dan memiliki wibawa. Maka Ayah dapat menyelesaikan masalah dengan mudah.
Kenapa Ayah menjadi Qawwamah salah satunya pria menafkahkan sebagian hartanya tidak seluruhnya.
Salah satu potret terbaik adalah Nabi Ibrahim AS. Walau berjauhan dengan anaknya Nabi Ismail, Nabi Ibrahim selalu berdoa dengan detail meminta kepada Allah untuk kesolehan dan keselamatan anaknya.
Walau jauh dari anak, maka saat ketemu dengan anak, bertemu lah dalam ketaatan seperti Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Kesalehan Ayah akan berdampak pada anaknya. Allah akan menjaga anaknya itu.
Ayah adalah orang yang paling tepat untuk berdialog dalam menanamkan visi misi kepada anak.
Lima kewajiban Ayah Muslim dalam pendidikan kepada anak diwaktu kecil :
- Ta’lim dan Ta'dib
- Pendidikan Akhlak
- Pendidikan Fikrah
(pemikiran)
- Pendidikan Fisik
- Pendidikan Skil dalam
Ta’lim, Ayah harus sediakan waktu untuk duduk bersama, membaca Al Qur'an dan membaca terjemahannya agar terjadi dialog. Minimal seminggu sekali. Lakukan waktu Subuh.
Maka, akan muncul dengan beragam keberkahan.
Akhlak, beri teladan dan menjadi orang yang dikagumi anak. Maka anak mencontoh Ayahnya. Dan mudah untuk dibentuk. Mengajarkan akhlak itu dengan latihan, dan bermula dengan keteladanan.
Fiqrah, ajarkan anak dengan pengalaman yang dialami oleh ayah.
Fisik, perhatikan penampilan, ajarkan anak berkuda, memanah dan berenang. (Jadikan tiga hal itu) menjadi konsep. Ayah harus memiliki pengetahuan tentang kesehatan.
Skil, keahlian untuk mengatasi gangguan seperti LGBT dll.
Ringkasan dari Video Ustad Budi Ashari. Dengan judul yang sama.

Komentar
Posting Komentar