Langsung ke konten utama

Nasehat ibu Kelinci





Waktu sudah hampir malam, si kelinci Luly cepat - cepat pulang, ia khawatir akan jadi santapan serigala, kelinci kecil itu menyesal, kenapa tidak mendengarkan nasehat ibunya agar tidak main terlalu jauh. Luly terus melompat, ia berjanji dalam hati jika sampai rumah nanti, ia akan meminta maaf pada ibu.

"Ngiiiiik......" Luly berhenti tiba - tiba, wajahnya berubah takut, jantung Luly berdegub kencang, dag...dig...dug...

"Ya Allah..., bagaimana ini? Di depan ada gerombolan serigala, aku...aku tidak bisa lewat. Jika memutar harus lewat hutan, dan... Di sana akan banyak binatang buas lain seperti ular, buaya, macan, mereka...mereka bisa memakanku, huaaaaa...."

Luly kelinci kecil itu menangis, ia benar - benar menyesali, kenapa tidak mendengar nasehat ibunya.

"I...ibu..., maaafkan aku, ibuuu..., aku takut, aku mau pulang ibu, hiks...hiks..." Luly terdiam sambil menangis ketakutan, ua pun berdoa.
"Ya Allah, selamatkanlah aku, aku janji aku tidak akan main jauh lagi, aku..aku akan dengarkan nasehat ibu..., hiks...hiks..."


"Luly..., kamu kenapa?" tanya burung bangau mengejutkan Luly.

"Pak bangau, aku...aku tidak bisa pulang, di depan ada segerombolan serigala, jika lewat hutan akan ada ular, macan, buaya, aku bisa dimakan nanti, aku takut pak bangau"

"Hohoho..., aku yakin semua ini karena kamu main terlalu jauh ya?" tebak pak bangau

"I...iya pak bangau, aku menyesal tidak mendengar nasehat ibuku"

"Lain kali, kamu harus dengarkan nasehat irang tua ya...!" ucap pak bangau mengingatkan

"Iya pak bangau" sahut Luly dengan wajah sedih

"Ya sudah, jangan takut dan sedih lagi, ayo aku antar kamu pulang, naiklah ke punggungku dan pegangan yang kuat, kita akan menyebrangi gerombolan serigala itu"

"Ya Allah..., Alhamdulillah...., terima kasih pak bangau" ucap Luly gembira.


Luly sang kelinci kecil itu pun, naik ke atas punggung pak bangau, ia sangat bersyukur Allah mendengar doanya.
"Allah memang Maha Penolong" ucap Luly dalam hati.

Saat tiba di depan rumah Luly.
"Pak bangau, terima kasih ya atas pertolonganmu" ucap Luly gembira

"Sama - sama Luly, aku pergi dulu ya" jawab pak bangau seraya pergi.

Luly masuk rumah kemudian mencari ibu dan meminta maaf padanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...