Siang ini rasanya cetar sekali, matahari seakan menujukkan dirinya.
Budi, menutup kaca helmnya agar debu tak terbang dan masuk ke matanya, ia melajukan motor besarnya dengan kecepatan sedang. Namun jika jalanan terlihat lengang, Budi akan memacu motornya lebih cepat.
Tak terasa, Budi hampir sampai di depan kampusnya, ketika akan berbelok tetiba angkot di depannya berhenti seenaknya, ia pun ngerem mendadak.
Hawa panas hampir saja membuatnya naik pitam dan melabrak si sopir angkot, namun seketika, amarahnya mereda saat ia melihat sosok gadis cantik turun dari angkot itu.
“Apa bidadari turun dari angkot ya???” tanyanya dalam hati.
Matanya tak berkedip melihat gadis berparas cantik dengan hidung mancung seperti gadis arab itu, hingga gadis itu masuk ke dalam kampus yang sama dengan Budi.
“TIN…..TIN….!!!”
“Woy! Kalau tidur jangan di jalan!” seru pengendara mobil pribadi di belakang Budi.
Budi terkesiap, dengan cepat ia berbelok ke kampusnya, tiba di parkiran, ia baru teringat gadis cantik tadi. Ia bergegas turun dan coba mencari gadis itu.
Namun ketika akan masuk gedung fakultasnya, ia jadi bingung, kemana ia akan mencari gadis itu, di kampusnya ini, ada lima fakultas dan berbagai jurusan. Budi menghela nafas.
“Hey, bro! Kenape loe?”
“Elo, ngagetin gue aja!”
“Kenape bro? Kayak orang bingung aje loe, belom makan siang loe?”
“Sudah” sahut Budi singkat sambil berlalu.
“Eh, bro, kelas kita seblah kiri, ngapa loe ke kanan?”
“Ah! Ya ampuun!” sahut Budi.
Anto anak betawi sahabat dekat Budi itu hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sohibnya yang tidak biasa itu.
Saat kelas usai, Anto dekati Budi dan bertanya lagi dengan wajah serius.
“Bud, loe kenape? Ngomong donk sama gue, loe masih anggep gue sohib loe kan?”
Budi diam sesaat, kemudian akhirnya ia bercerita pada Anto apa yang dialaminya tadi.
“Akhirnya! Hahahaha! Gue pikir loe gak doyan cewe Bud, hahahaha!”
“Rese loe To!”
“Sorry bro...sorry, gue cuma merasa takjub aja gitu, akhirnya cowok alim kayak loe, bisa jadi orang linglung gara - gara cewek juga.”
“Berarti gue normalkan? Gue cuma gak mau pacaran To, buang - buang duit, buang waktu dan banyakin dosa”
“Iye, gue tahu prinsip loe, tapi sekarang gue tanya, kalau loe tahu siapa gadis itu, apa yang mau loe lakukan?? Loe mau nembak dia jadi pacar? Atau loe langsung lamar dia?”
Budi diam, ia merenungi pertanyaan Anto.
“Nggak tahu To, gue jadi bingung, tapi tadi gue nggak sengaja lihat tuh cewe, gue tuh maunya marah dan semprot sopir angkot, pas gue lihat tuh cewek turun, amarah gue langsung reda, wajahnya buat hati gue jadi adem To…, jilbab panjangnya membuat gue jadi “nyess” terus gue gak bisa lupakan wajah tuh cewe”
“Ya udah, gue bantu cariin, kalau udah ketemu terserah loe dah mau diapain emang mukanya kayak gimana?”
“Cantik, kulitnya tidak putih tapi bersih, matanya besar, hidungnya mancung, kalau dilihat seperti keturunan arab gitu To, jilbabnya besar dan panjang, tadi ia pakai gamis biru polos kayaknya. Pokoknya cantiklah To, seperti bidadari To”
#tobecontinue

Komentar
Posting Komentar