CERPEN 1
CINTA PERTAMA ALYA
Sudah seminggu ini Alya sering senyum - senyum sendiri, dan ini disadari oleh mama. Pagi hari saat sarapan dan Alya bersegera mskan karena takut terlambat.
"Al..., mama boleh tanya sesuatu?" wajah mama terlihat serius. Papa yang sedang sarapan juga hanya jadi pendengar yang baik. sedangkan Arya kakak Alya yang sudah kuliah semester delapan pura - pura tak mendengar, ia asyik sarapan sambil terus berchating ria dengan what's up di hp nya.
"boleh ma, ada apa memangnya ma, kok serius banget?"
"mama perhatikan belakangan ini Alya sering senyum - senyum sendiri, ada apa? Sedang senang? Atau....?"
"jatuh cinta ma" sahut kak Arya menyela.
"apa sich kak? Sok tahu deh" Alya menyikut pelan kakaknya itu. Wajah putihnya memerah karena malu.
Mama tersenyum mendengar ucapan Arya.
"oooh..., memang kamu suka siapa di sekolah?"
"ehm.... Gak suka siapa - siapa kok ma."
"terus kamu suka sama siapa?"
"sama Darrel ma, teman Arya." lagi - lagi Arya menyela. Kali ini ia bersiap menghindar sikutan Alya sambil menjulurkan lidahnya menggoda Alya.
"kakak sok tahu banget sich."
"emang tahu, weee, hihihi..., sejak Darrel datang ke sini kamu terus suka senyum - senyum sendiri kan? Dan suka tanya - tanya tentang teman - teman kakak, yang sebelumnya kamu gak perduli."
"nggak tahu ah, aku mau berangkat duluan, ada tugas." Alya pun pamit pada mama dan papanya dan cepat - cepat pergi sebelum di goda kak Arya lagi.
Saat Alya sudah pergi, papa pun angkat bicara. "yang kamu katakan tadi benar Ya? Adikmu suka sama temanmu si..., siapa tadi?"
"Darrel pa, iya benar soalnya Alya sering tanya - tanya tentang teman Arya termasuk Darrel dan kalau ada telepon dari temen Arya yang cowok dia suka main asbak, asal nebak gitu pa, "Kak Darrel ya?" dari situ aku tahu di sepertinya naksir Darrel."
"oooh, menurut kamu si Darrel itu baik?"
"baik, baik banget dia juga pintar dan ganteng dan di kampus tuh selain Arya Darrel juga idola kampus pa."
"huu..., kamu muji diri sendiri"
"iiih...mama, itu kenyataan ma, kalau anak mama ini ganteng dan jadi idola kampus."
"kamu akrab dan dekat sama Darrel Ya?"
"deket pa, kenapa pa?"
"cari tahu tentang dia, keluarganya latar belakangnya dan tanya apakah dia suka Alya atau tidak?"
"ehm...buat apa pa? Papa mau restuin Alya sama Darrel pacaran?"
"ya...kalau dia baik kenapa enggak?"
"okelah nanti Arya coba cari tahu"
Dua minggu kemudian, Arya memberi laporan tentang Darrel pada papa, mereka berdua bicara serius di taman, melihat itu Alya penasaran apa yang di bicarakan papa dan kakaknya. Alya sedikit mendekat dan ketika ia mendengar nama cowok yang disukainya di sebut - sebut, degup jantung Alya tak beraturan, antara senang dan penasaran.
"pa, Darrel dari keluarga baik - baik pa, tapi keluarga sederhana, ayah Darrel seorang Pegawai swasta, ibunya hanya ibu rumah tangga dan Darrel punya tiga adik yang masih SMU semua, kelas satu dua dan tiga."
"oooh, masuk kampus kamu itu kan mahal, orang tuanya sanggup bayarin Darrel?"
"dia beasiswa pa, full beasiswa aku juga baru tahu itu. Tuh anak pinter banget."
"ehm...bagus donk, dia punya masa depan bagus nanti. Terus dia naksir adik kamu?"
"suka, tapi????"
Alya yang mendengar diam - diam, senang tak terkira rasanya ia mau loncat kegirangan.
"tapi apa Ya?"
"dia gak akan bisa pacaran sama Alya."
"kenapa?"
"karena dia harus fokus belajar agar beasiswanya gak dicabut pa, yang naksir Darrel itu banyak pa, tapi dia acuhkan. Selain itu Darrel bilang sejak kecil dia sudah di jodohkan oleh ibunya dengan anak perempuan dari teman ibunya pa."
"hari gini, kok masih jodoh - jodohan?"
"entalah." sahut Arya sambil mengangkat kedua bahunya.
Alya yang awalnya senang, kini ia tak dapat membendung bulir air matanya karena sakit hati yang ia rasakan, patah hati Alya saat tahu sang pujaan hati akan menjadi kekasih orang.
"tapi si Darrelnya mau di jodohin?"
"Darrel itu anak penurut pa, dia itu sangat patuh dan sayang ibunya, dia gak berani nolak kemauan ibunya."
"papa minta alamat rumah Darrel donk?"
"mau ngapain pa?"
"mau bujuk ibunya Darrel biar anaknya pilih sendiri jodohnya."
"ya ampun pa..., segitunya Alya kan sudah gede pa, masa buat cari pacar papa sampai - sampai kerumah cowok yang di taksir Alya?"
"Alya itu halus Ya perasaannya dan ia puteri papa, papa mau dia bahagia."
"ya...tapi gak gitu - gitu juga kali pa?"
"aaah...sudah sini kasih alamatnya, kamu WA papa ya!"
"hem...iya."
Alya pun berlari naik tangga menuju kamarnya di lantai dua. Ia masuk dan mengunci pintunya kemudian ia telungkupkan wajahnya pada bantal dan menangis.
Hari itu juga, papa pergi kerumah Darrel, karena hari libur Darrel dan keluarga berkumpul semua diteras rumah.
Saat papa Arya turun dari mobil Pajeronya, Darrel yang melihat dan mengenali sosok pria yang datang itu merasa terkejut dan bertanya dalam hati. "papanya Arya, mau apa ya dia kesini, kok tidak bersama Arya?"
"ASSALAMU'ALAIKU...."
"wa'alaikumsalam om."
"kamu Darrel ya?"
"iya om, om papanya Arya kan?"
"iya."
"masuk om" Darrel persilahkan papa Arya duduk di bangku teras.
Dan semua anggota keluargapun bersalaman dengan papa Arya dan pindah masuk ke ruang tv kecuali Darrel yang menemani papanya Arya."
Singkat cerita Darrel terkejut dengan tujuan papanya Arya itu datang. Selain itu ia juga tidak habis pikir jika ada orang tua yang ikut sibuk mencarikan pacar bagi anaknya, padahal anaknya Alya adalah gadis cantik.
"jadi bagaimana Rel, kamu mau jadi pacar Alya?"
"ehm...saya, saya sebenarnya suka om sama Alya sejak pertamakali lihat Alya, tapi...?"
"sudah...jangan pake tapi, besok kamu main kerumah dan jemput Alya untuk jalan - jalan."
Darrel mengangguk. Dia tidak tahu harus bilang apa pada ibunya namun Darrel tak berniat bilang pada ibunya karena takut mrngecewakannya.
*********
First Date
Darrel datang jemput Alya dengan motor bututnya, Alya yang tahu dari sang kakak jika Darrel jemput, ia sangat senang dan cepat - cepat bersiap. Dengan hati berbunga - bunga Alya mencoba hampir semua bajunya di lemari untuk berpenampilan semenarik mungkin.
Dan Alya pun siap dengan kaos ketat, celana jins dan tambahan outer tanpa tangan. Rambut Alya di gerai, Alya terlihat cantik dan dewasa.
Darrel yang melihay itu terkesima, ia sangat menyukai Alya.
Seminggu, sebulan pun berlalu, Alya mulai bt dengan sikap Darrel, setiap jalan bareng dengan Darrel ia tak perna dirangkul, atau di gandeng. Alasan Darrel tak mau menyentuh Alya karena sayang pada Alya.
Hingga suatu hari, Alya bertemu dengan seorang cowok yang lebih ganteng, dan dari keluarga berada lebih dari Darrel, namanya Vico. Vico selalu bisa membuat Alya senyum, Walaupun belum lama kenal dan belum resmi jadian dengan Alya, Vico berani dan selalu menggandeng tangan Alya jika mereka pergi berdua. Dan karena Alya merasa lebih nyaman dengan Vico Alya pun memutuskan hubungan dengan Darrel. Darrel merasa sedih dan sakit hati namun ia tak bisa berbuat apa - apa hanya berharap Alya bahagia.
Alya pun mengumumkan hubungannya dengan Vico pada keluarganya, papa Alya setuju saja dwngan pilihan puteriny itu, namun kak Arya agak sedikit tidak suka karena Alya telah menyakiti hati sahabatnya itu.
Bulan pun berganti tahun, kini Alya sudah berkuliah semester satu, ia masih langgeng pacaran dan sering berduaan dengan Vico, Alya sangat sayang pada Vico karena Vico sering memanjakan Alya. Setiap menjemput Alya, Vico selalu membawa bunga dan mencium punggung tangan Alya sebelum mempersilahkan Alya masuk ke mobilnya dan setiap mengantar pulang Alya, Vico selalu dan tak pernah lupa mengecup kening Alya.
Vico sudah disemester akhir, Alya kini sudah semester empat sedangkan kak Arya dan Darrel sudah sama - sama bekerja di oil and gas company, kondisi dan penampilan Darrel sudah jauh lebih baik, dengan uang hasil kerjanya Darrel dapat membeli mobil bahkan rumah dan baju - baju yang bagus segingga prnampilannya pun semakin menarik.
Darrel masih suka bersilahturahmi kerumah Arya walaupun ia sudah putus dengan Alya. Dan suatu hari Darrel menyampaikan unfangan pernikahannya untuk Arya sekeluarga dan kebetulanyang menerima Alya. Dengan sinis Alya menerima dan berkata. "oooh mau nikah, tapi kasihan ya nanti yang jadi istri kamu."
"kasihan kenapa Al?"
"kamu diamkan, jarang kamu sentuh kecuali butuh karena kamu nggak ngerti cara manjain perempuan. Kamu itu tidak romantis. Beda dengan Vico."
Darrel hanya tersenyum mendengar ucapan Alya.
"kenapa kamu senyum - senyum?, apa yang saya bilang benar kan? Kamu itu tidak pandai dalam memanjakan wanita." ucap Alya ketus.
"iya, kamu benar, maafkan saya ya, selama jadi pacar kamu saya belum bisa bersikap romantis sama kamu. Semoga kamu bahagia selalu sama Vico."
"pastinya. Ya sudah, kamu mau antar ini aja kan?" tanya Alya sambil memperlihatkan undangan Darrel ditangannya.
"iya, datang ya Alya, jangan lupa kasih tahu, mama, papa dan kakakmu Arya, sebenarnya Arya sudah tahu sich, cuma biar resmi aja, saya kasih undangannya."
"ok, saya nanti datang sama keluarga dan tentunya dengan Vicoku" ucap Alya seakan sengaja untuk membuat Darrel cemberu. Alya berfikir Darrel masih menyukainya. Dan itu memang benar.
Darrel merasa cemburu saat Alya mengatakan "Vicoku", ada rasa tak suka dihatinya, namun ia cepat - cepat mengendalikannya dengan Istighfar berkali-kali. Dan Darrel cepat - cepat pamit pada Alya.
*********
Hari kebahagian Darrel pun tiba, meski merasa tak sempurna namun Darrel bersyukur, karena Allah telah memilihkan perempuan yang insya Allah soleha dan perempuan sederhana yang dapat menerima semua kekurangan dirinya. Sebelum akad dimulai, Darrel melaksanakan shalat Dhuha terlebih dahulu.
Alya bersama keluarga dan juga Vico yang duduk disampingnya masih sibuk berselfie ria dan mengupload foto - fotonya ke Ig pribadinya dengan caption, "segera menyusul menikah bersama Vico"
Saat Darrel sudah duduk dikursi pengantin untuk ucapakan akad, tiba - tiba Alya merasa dadanya sesak dan ada perasaan tak rela jika akhirnya Darrel menikahi perempuan lain. Hampir saja ia berteriak pada Darrel agar Darrel membatalkan pernikahannya, namun genggaman tangan Vico meredakan kegalauan hati Alya saat itu.
Sesudah akad berlangsung dan hampir semua orang dalam ruang akad itu berdoa "barakallah....." bagi kedua mempelai, Darrel langsung menghampiri pengantin wanita yang kini jadi istrinya itu karena memang mereka tak duduk bersama sebelum akad. Darrel kemudian memegang kening dan mendoakan istrinya kemudian ia mengecup lembut kening istrinya yang di lanjutkan dengan istrinya yang mencium punggung telapak tangannya.
Melihat itu, dada Alya terasa panas seperti akan meledak, ia benar - benar tak rela melihat kemesraan Darrel dan istrinya.
"udah...relain Darrel". Celetuk kak Arya dengan berbisik.
Alya menoleh dengan padangan sengit. "kenapa saat pacaran sama aku dia gak mesra begitu kak?"
"karena kamu belum halal buat Darrel"
"belum halal???"
"iya, Darrel pernah bilang dia nembak kamu tuh terpaksa karena pap yang minta tapi Darrel memang suka juga sama kamu, dan sebenarnya tuh...Darrel mau lamar kamu. Supaya dia bisa gandeng - gandeng tangan kamu, dia udah gak sanggup untuk nahan diri gak gandeng kamu kalau lagi jalan berdua. Tapi tiba - tiba kamu malah mutusin hubungan dan jalan sama Vico."
"hiks...hiks..."
Tumpahlah bendungan airmata Alya mendengar penuturan kakaknya.
"kamu kenapa Ya?" tanya kak Arya heran.
"kakak jahat banget sich, tidak beritahu aku kondisi sebenarnya"
Alya pergi meninggalkan pesta dan pulang lebih dulu.
********
Sebulan berlalu.
Alya dan Vico pun akhirnya melaksanakan akad nikah. Meski akan menikah Alya bahagia, dia mencoba melupakan Darrel, Alya yakin Vico akan menyayanginya lebih lagi setelah menikah dan dia akan jadi perempuan yang bahagia.
Tiga bulan setelah menikah.
Manisnya pernikahan itu memang hanya akan berlangsung selama tiga bulan saja, meskipun berpacaran lama pun, dalam waktu tiga bulan dan selama dua puluh empat jam bersama akan terlihat dan terbuka juga hal - hal yang dahulu ditutupi mengenai kebiasaan, keburukan juga kebaikan.
Dan..., after three month inilah dimulainya rimba pernikahan. Bagi yang memiliki banyak bekal dan persiapan matang. Maka akan dapat menaklukkan rimba pernikahannya, tapi bila yang kurang siap dan bekal maka mereka akan tersesat dan bisa jadi mereka tak bisa beristirahat penuh ketenangan.
Alya yang sudah merasa mengenal Vico namun tak menyangka akan mengetahui hal - hal lain dari Vico after three month. Dan yang makin menyesakkan dada Alya, masuk bulan kelima pernikahan Vico mulai tak semesra dan seperhatian saat pacaran. Vico lebih suka berlama - lama dikantor dan berkumpul dengan teman - temannya daripada menemani dan menikmati masakan Alya.
Semua kondisi Alya berbanding terbalik dengan kondisi istri Darrel. Saat tak sengaja melihat Darrel dan istri di supermarket besar, rasa iri dan cemburu hinggapi hati Alya. Karena Vico tak sebaik Darrel. Dulu Alya menyangka sikap dingin Darrel karena Darrel tak bisa menyenangkan perempuan ternyata Alya salah dan ia menyesal.
CINTA PERTAMA ALYA
Sudah seminggu ini Alya sering senyum - senyum sendiri, dan ini disadari oleh mama. Pagi hari saat sarapan dan Alya bersegera mskan karena takut terlambat.
"Al..., mama boleh tanya sesuatu?" wajah mama terlihat serius. Papa yang sedang sarapan juga hanya jadi pendengar yang baik. sedangkan Arya kakak Alya yang sudah kuliah semester delapan pura - pura tak mendengar, ia asyik sarapan sambil terus berchating ria dengan what's up di hp nya.
"boleh ma, ada apa memangnya ma, kok serius banget?"
"mama perhatikan belakangan ini Alya sering senyum - senyum sendiri, ada apa? Sedang senang? Atau....?"
"jatuh cinta ma" sahut kak Arya menyela.
"apa sich kak? Sok tahu deh" Alya menyikut pelan kakaknya itu. Wajah putihnya memerah karena malu.
Mama tersenyum mendengar ucapan Arya.
"oooh..., memang kamu suka siapa di sekolah?"
"ehm.... Gak suka siapa - siapa kok ma."
"terus kamu suka sama siapa?"
"sama Darrel ma, teman Arya." lagi - lagi Arya menyela. Kali ini ia bersiap menghindar sikutan Alya sambil menjulurkan lidahnya menggoda Alya.
"kakak sok tahu banget sich."
"emang tahu, weee, hihihi..., sejak Darrel datang ke sini kamu terus suka senyum - senyum sendiri kan? Dan suka tanya - tanya tentang teman - teman kakak, yang sebelumnya kamu gak perduli."
"nggak tahu ah, aku mau berangkat duluan, ada tugas." Alya pun pamit pada mama dan papanya dan cepat - cepat pergi sebelum di goda kak Arya lagi.
Saat Alya sudah pergi, papa pun angkat bicara. "yang kamu katakan tadi benar Ya? Adikmu suka sama temanmu si..., siapa tadi?"
"Darrel pa, iya benar soalnya Alya sering tanya - tanya tentang teman Arya termasuk Darrel dan kalau ada telepon dari temen Arya yang cowok dia suka main asbak, asal nebak gitu pa, "Kak Darrel ya?" dari situ aku tahu di sepertinya naksir Darrel."
"oooh, menurut kamu si Darrel itu baik?"
"baik, baik banget dia juga pintar dan ganteng dan di kampus tuh selain Arya Darrel juga idola kampus pa."
"huu..., kamu muji diri sendiri"
"iiih...mama, itu kenyataan ma, kalau anak mama ini ganteng dan jadi idola kampus."
"kamu akrab dan dekat sama Darrel Ya?"
"deket pa, kenapa pa?"
"cari tahu tentang dia, keluarganya latar belakangnya dan tanya apakah dia suka Alya atau tidak?"
"ehm...buat apa pa? Papa mau restuin Alya sama Darrel pacaran?"
"ya...kalau dia baik kenapa enggak?"
"okelah nanti Arya coba cari tahu"
Dua minggu kemudian, Arya memberi laporan tentang Darrel pada papa, mereka berdua bicara serius di taman, melihat itu Alya penasaran apa yang di bicarakan papa dan kakaknya. Alya sedikit mendekat dan ketika ia mendengar nama cowok yang disukainya di sebut - sebut, degup jantung Alya tak beraturan, antara senang dan penasaran.
"pa, Darrel dari keluarga baik - baik pa, tapi keluarga sederhana, ayah Darrel seorang Pegawai swasta, ibunya hanya ibu rumah tangga dan Darrel punya tiga adik yang masih SMU semua, kelas satu dua dan tiga."
"oooh, masuk kampus kamu itu kan mahal, orang tuanya sanggup bayarin Darrel?"
"dia beasiswa pa, full beasiswa aku juga baru tahu itu. Tuh anak pinter banget."
"ehm...bagus donk, dia punya masa depan bagus nanti. Terus dia naksir adik kamu?"
"suka, tapi????"
Alya yang mendengar diam - diam, senang tak terkira rasanya ia mau loncat kegirangan.
"tapi apa Ya?"
"dia gak akan bisa pacaran sama Alya."
"kenapa?"
"karena dia harus fokus belajar agar beasiswanya gak dicabut pa, yang naksir Darrel itu banyak pa, tapi dia acuhkan. Selain itu Darrel bilang sejak kecil dia sudah di jodohkan oleh ibunya dengan anak perempuan dari teman ibunya pa."
"hari gini, kok masih jodoh - jodohan?"
"entalah." sahut Arya sambil mengangkat kedua bahunya.
Alya yang awalnya senang, kini ia tak dapat membendung bulir air matanya karena sakit hati yang ia rasakan, patah hati Alya saat tahu sang pujaan hati akan menjadi kekasih orang.
"tapi si Darrelnya mau di jodohin?"
"Darrel itu anak penurut pa, dia itu sangat patuh dan sayang ibunya, dia gak berani nolak kemauan ibunya."
"papa minta alamat rumah Darrel donk?"
"mau ngapain pa?"
"mau bujuk ibunya Darrel biar anaknya pilih sendiri jodohnya."
"ya ampun pa..., segitunya Alya kan sudah gede pa, masa buat cari pacar papa sampai - sampai kerumah cowok yang di taksir Alya?"
"Alya itu halus Ya perasaannya dan ia puteri papa, papa mau dia bahagia."
"ya...tapi gak gitu - gitu juga kali pa?"
"aaah...sudah sini kasih alamatnya, kamu WA papa ya!"
"hem...iya."
Alya pun berlari naik tangga menuju kamarnya di lantai dua. Ia masuk dan mengunci pintunya kemudian ia telungkupkan wajahnya pada bantal dan menangis.
Hari itu juga, papa pergi kerumah Darrel, karena hari libur Darrel dan keluarga berkumpul semua diteras rumah.
Saat papa Arya turun dari mobil Pajeronya, Darrel yang melihat dan mengenali sosok pria yang datang itu merasa terkejut dan bertanya dalam hati. "papanya Arya, mau apa ya dia kesini, kok tidak bersama Arya?"
"ASSALAMU'ALAIKU...."
"wa'alaikumsalam om."
"kamu Darrel ya?"
"iya om, om papanya Arya kan?"
"iya."
"masuk om" Darrel persilahkan papa Arya duduk di bangku teras.
Dan semua anggota keluargapun bersalaman dengan papa Arya dan pindah masuk ke ruang tv kecuali Darrel yang menemani papanya Arya."
Singkat cerita Darrel terkejut dengan tujuan papanya Arya itu datang. Selain itu ia juga tidak habis pikir jika ada orang tua yang ikut sibuk mencarikan pacar bagi anaknya, padahal anaknya Alya adalah gadis cantik.
"jadi bagaimana Rel, kamu mau jadi pacar Alya?"
"ehm...saya, saya sebenarnya suka om sama Alya sejak pertamakali lihat Alya, tapi...?"
"sudah...jangan pake tapi, besok kamu main kerumah dan jemput Alya untuk jalan - jalan."
Darrel mengangguk. Dia tidak tahu harus bilang apa pada ibunya namun Darrel tak berniat bilang pada ibunya karena takut mrngecewakannya.
*********
First Date
Darrel datang jemput Alya dengan motor bututnya, Alya yang tahu dari sang kakak jika Darrel jemput, ia sangat senang dan cepat - cepat bersiap. Dengan hati berbunga - bunga Alya mencoba hampir semua bajunya di lemari untuk berpenampilan semenarik mungkin.
Dan Alya pun siap dengan kaos ketat, celana jins dan tambahan outer tanpa tangan. Rambut Alya di gerai, Alya terlihat cantik dan dewasa.
Darrel yang melihay itu terkesima, ia sangat menyukai Alya.
Seminggu, sebulan pun berlalu, Alya mulai bt dengan sikap Darrel, setiap jalan bareng dengan Darrel ia tak perna dirangkul, atau di gandeng. Alasan Darrel tak mau menyentuh Alya karena sayang pada Alya.
Hingga suatu hari, Alya bertemu dengan seorang cowok yang lebih ganteng, dan dari keluarga berada lebih dari Darrel, namanya Vico. Vico selalu bisa membuat Alya senyum, Walaupun belum lama kenal dan belum resmi jadian dengan Alya, Vico berani dan selalu menggandeng tangan Alya jika mereka pergi berdua. Dan karena Alya merasa lebih nyaman dengan Vico Alya pun memutuskan hubungan dengan Darrel. Darrel merasa sedih dan sakit hati namun ia tak bisa berbuat apa - apa hanya berharap Alya bahagia.
Alya pun mengumumkan hubungannya dengan Vico pada keluarganya, papa Alya setuju saja dwngan pilihan puteriny itu, namun kak Arya agak sedikit tidak suka karena Alya telah menyakiti hati sahabatnya itu.
Bulan pun berganti tahun, kini Alya sudah berkuliah semester satu, ia masih langgeng pacaran dan sering berduaan dengan Vico, Alya sangat sayang pada Vico karena Vico sering memanjakan Alya. Setiap menjemput Alya, Vico selalu membawa bunga dan mencium punggung tangan Alya sebelum mempersilahkan Alya masuk ke mobilnya dan setiap mengantar pulang Alya, Vico selalu dan tak pernah lupa mengecup kening Alya.
Vico sudah disemester akhir, Alya kini sudah semester empat sedangkan kak Arya dan Darrel sudah sama - sama bekerja di oil and gas company, kondisi dan penampilan Darrel sudah jauh lebih baik, dengan uang hasil kerjanya Darrel dapat membeli mobil bahkan rumah dan baju - baju yang bagus segingga prnampilannya pun semakin menarik.
Darrel masih suka bersilahturahmi kerumah Arya walaupun ia sudah putus dengan Alya. Dan suatu hari Darrel menyampaikan unfangan pernikahannya untuk Arya sekeluarga dan kebetulanyang menerima Alya. Dengan sinis Alya menerima dan berkata. "oooh mau nikah, tapi kasihan ya nanti yang jadi istri kamu."
"kasihan kenapa Al?"
"kamu diamkan, jarang kamu sentuh kecuali butuh karena kamu nggak ngerti cara manjain perempuan. Kamu itu tidak romantis. Beda dengan Vico."
Darrel hanya tersenyum mendengar ucapan Alya.
"kenapa kamu senyum - senyum?, apa yang saya bilang benar kan? Kamu itu tidak pandai dalam memanjakan wanita." ucap Alya ketus.
"iya, kamu benar, maafkan saya ya, selama jadi pacar kamu saya belum bisa bersikap romantis sama kamu. Semoga kamu bahagia selalu sama Vico."
"pastinya. Ya sudah, kamu mau antar ini aja kan?" tanya Alya sambil memperlihatkan undangan Darrel ditangannya.
"iya, datang ya Alya, jangan lupa kasih tahu, mama, papa dan kakakmu Arya, sebenarnya Arya sudah tahu sich, cuma biar resmi aja, saya kasih undangannya."
"ok, saya nanti datang sama keluarga dan tentunya dengan Vicoku" ucap Alya seakan sengaja untuk membuat Darrel cemberu. Alya berfikir Darrel masih menyukainya. Dan itu memang benar.
Darrel merasa cemburu saat Alya mengatakan "Vicoku", ada rasa tak suka dihatinya, namun ia cepat - cepat mengendalikannya dengan Istighfar berkali-kali. Dan Darrel cepat - cepat pamit pada Alya.
*********
Hari kebahagian Darrel pun tiba, meski merasa tak sempurna namun Darrel bersyukur, karena Allah telah memilihkan perempuan yang insya Allah soleha dan perempuan sederhana yang dapat menerima semua kekurangan dirinya. Sebelum akad dimulai, Darrel melaksanakan shalat Dhuha terlebih dahulu.
Alya bersama keluarga dan juga Vico yang duduk disampingnya masih sibuk berselfie ria dan mengupload foto - fotonya ke Ig pribadinya dengan caption, "segera menyusul menikah bersama Vico"
Saat Darrel sudah duduk dikursi pengantin untuk ucapakan akad, tiba - tiba Alya merasa dadanya sesak dan ada perasaan tak rela jika akhirnya Darrel menikahi perempuan lain. Hampir saja ia berteriak pada Darrel agar Darrel membatalkan pernikahannya, namun genggaman tangan Vico meredakan kegalauan hati Alya saat itu.
Sesudah akad berlangsung dan hampir semua orang dalam ruang akad itu berdoa "barakallah....." bagi kedua mempelai, Darrel langsung menghampiri pengantin wanita yang kini jadi istrinya itu karena memang mereka tak duduk bersama sebelum akad. Darrel kemudian memegang kening dan mendoakan istrinya kemudian ia mengecup lembut kening istrinya yang di lanjutkan dengan istrinya yang mencium punggung telapak tangannya.
Melihat itu, dada Alya terasa panas seperti akan meledak, ia benar - benar tak rela melihat kemesraan Darrel dan istrinya.
"udah...relain Darrel". Celetuk kak Arya dengan berbisik.
Alya menoleh dengan padangan sengit. "kenapa saat pacaran sama aku dia gak mesra begitu kak?"
"karena kamu belum halal buat Darrel"
"belum halal???"
"iya, Darrel pernah bilang dia nembak kamu tuh terpaksa karena pap yang minta tapi Darrel memang suka juga sama kamu, dan sebenarnya tuh...Darrel mau lamar kamu. Supaya dia bisa gandeng - gandeng tangan kamu, dia udah gak sanggup untuk nahan diri gak gandeng kamu kalau lagi jalan berdua. Tapi tiba - tiba kamu malah mutusin hubungan dan jalan sama Vico."
"hiks...hiks..."
Tumpahlah bendungan airmata Alya mendengar penuturan kakaknya.
"kamu kenapa Ya?" tanya kak Arya heran.
"kakak jahat banget sich, tidak beritahu aku kondisi sebenarnya"
Alya pergi meninggalkan pesta dan pulang lebih dulu.
********
Sebulan berlalu.
Alya dan Vico pun akhirnya melaksanakan akad nikah. Meski akan menikah Alya bahagia, dia mencoba melupakan Darrel, Alya yakin Vico akan menyayanginya lebih lagi setelah menikah dan dia akan jadi perempuan yang bahagia.
Tiga bulan setelah menikah.
Manisnya pernikahan itu memang hanya akan berlangsung selama tiga bulan saja, meskipun berpacaran lama pun, dalam waktu tiga bulan dan selama dua puluh empat jam bersama akan terlihat dan terbuka juga hal - hal yang dahulu ditutupi mengenai kebiasaan, keburukan juga kebaikan.
Dan..., after three month inilah dimulainya rimba pernikahan. Bagi yang memiliki banyak bekal dan persiapan matang. Maka akan dapat menaklukkan rimba pernikahannya, tapi bila yang kurang siap dan bekal maka mereka akan tersesat dan bisa jadi mereka tak bisa beristirahat penuh ketenangan.
Alya yang sudah merasa mengenal Vico namun tak menyangka akan mengetahui hal - hal lain dari Vico after three month. Dan yang makin menyesakkan dada Alya, masuk bulan kelima pernikahan Vico mulai tak semesra dan seperhatian saat pacaran. Vico lebih suka berlama - lama dikantor dan berkumpul dengan teman - temannya daripada menemani dan menikmati masakan Alya.
Semua kondisi Alya berbanding terbalik dengan kondisi istri Darrel. Saat tak sengaja melihat Darrel dan istri di supermarket besar, rasa iri dan cemburu hinggapi hati Alya. Karena Vico tak sebaik Darrel. Dulu Alya menyangka sikap dingin Darrel karena Darrel tak bisa menyenangkan perempuan ternyata Alya salah dan ia menyesal.

Komentar
Posting Komentar