Langsung ke konten utama

Bidadari Turun dari Angkot #2



Part #1

Tak terasa, Budi hampir sampai di depan kampusnya, ketika akan berbelok tetiba angkot di depannya berhenti seenaknya, ia pun ngerem mendadak.
Hawa panas hampir saja membuatnya naik pitam dan melabrak si sopir angkot, namun seketika, amarahnya mereda saat ia melihat sosok gadis cantik turun dari angkot itu.

“Apa bidadari turun dari angkot ya???” tanyanya dalam hati.

Bidadari Turun dari Angkot #2


Bukannya masuk kelas dan mengikuti perkuliahan, Budi dan Anto sibuk ke sana ke mari, mencoba mencari bidadarinya Budi.

“To, itu dia!” teriak Budi seraya berlari ke arah Fakultas Sastra dan Anto segera mengikuti di belakang.

“Ah..! Cepat sekali perginya, perasaan tadi dia masuk Fakultas Sastra deh To!”

“Bud, jangan - jangan yang loe lihat bukan cewek beneran Bud?” Anto bergidik sendiri, membayangkan jika cewek yang ditaksir sohibnya adalah arwah penasaran di kampus.

Saat Anto dan Budi masih jadi mahasiswa baru, bersliweran cerita horor tentang kampus, ada hantu ceweklah, hantu anak kecil, hantu tukang ojek yang suka mangkal di tikungan kampus, karena ia meninggal saat kecelakaan pas di tikungan kampus.

“Ngaco loe, masih tengah hari bolong gini, lagi pula tidak ada yang namanya hantu To!”

“Eh, hantu zaman now tuh gak perduli sama Matahari, mungkin mereka sudah pakai sunblock kali ya.., hehehehe…!” Anto geli sendiri membayangkan ada hantu yang bersunblock ria.

“Loe menghayal terus nich! Ayo cepet cari!”

“Tapi masih lebih bagus kan dari pada ngelonjor?”

“Apaan tuh ngelonjor?” tanya Budi sambil kepalanya celingak - celinguk mencari.

“Ngelamun jorok bro, wuahahahaaha…!”

“Plak!” Budi menampar pelan Anto agar tidak menimbulkan kegaduhan di Falkultas orang.

“Hei…!!! Budi Ayang!  Kok kamu ke sini? Kamu cari aku ya?” Dini, cewek norak yang sangat naksir bahkan tergila - gila pada Budi, tiba - tiba muncul dari balik tiang dan membuat Budi juga Anto terperanjat kaget.

Anto pun maju menghalangi Budi dari Dini. Namun Dini terus mencari celah agar bisa berhadapan langsung dengan Budi.

“Eh! Dini, loe lihat ada cewek pakai gamis Biru?” tanya Anto sambil terus menghalangi Dini.

“Tidak tahu... ,eh! Gamis Biru?” Dini tampak berfikir.

“Iya, loe lihat gak?” tanya Anto kembali.

“Cewek yang pakai gamis biru hari ini, 70yang baru gue lihat cuma Noura” sahut Dini masuh dengan tampang berfikir.

“Noura...” Budi mengulangi nama yang disebut Dini.

“Dia di ruang berapa Din?” tanya Budi, sambil memegang pundak Dini.

Dini menganga, ia mematung, namun darahnya berdesir saat Budi memegang pundaknya dan berbicara dalam jarak yang dekat.

“Eng...anu...dia...dia di ruang Perpus tadi, kalau masih ada…”

Budi langsung berlari pergi meninggalkan Dini dan menuju perpustakaan.

Ketika langkahnya mendekati perpustakaan, Budi memperlambat jalannya, dadanya dag..dig..dug.., pikirannya merangkai kata - kata seperti apa yang akan diucapkannya saat berhadapan dengan bidadarinya.
“Hai...saya Budi dari fakultas Teknik, boleh kenalan sama kamu?”
“Ah...tidak - tidak!” Budi membuyarkan rangkaian kata - katanya sendiri.

“Gue ngomong apa ya, jika sudah bertemu dia?” ucap Budi dalam hati sambil mengintip sang Bidadari yang sedang khusyuk membaca buku Psikologi, Budi tahu karena Bidadarinya mengambil buku itu dari rak berjudul Psikologi, judul buku itu tak terbaca oleh Budi karena terlalu jauh.

Budi membalikan badannya, ia menarik nafas dalam - dalam. “Bismillah” ucap Budi pelan. Kemudian ia berjalan perlahan menuju sang Bidadari, jantungnya berdegub kencang, rasanya seperti melompat - lompat dalam rongga dada Budi. Saat Budi hampir sampai di hadapannya.

“Noura! Kamu di sini rupanya, aku mencarimu di kelas tadi.” Seorang pemuda tampan dan berpenampilan sangat rapih menyapa Noura.

Budi pun langsung berbelok tajam ke kiri kemudian bersembunyi di balik rak buku. Sambil terus mengintai sang bidadari dan pria muda tampan yang menyapa Noura.

Noura menoleh kemudian tersenyum pada pemuda itu.
“Hasan, ada apa mencariku?” Noura menutup bukunya dan balik bertanya.

“Ini, mau bahas masalah anak kecil kemarin Ra.”
“Kamu kan tahu, aku tidak mau bahas sesuatu hanya berdua saja dengan laki - laki bukan mahramku.”
“Iya Ra, tapi pak Tejo, minta hasilnya secepat mungkin.” kilah Hasan.
“Ehm...baik, kita ajak Dini ya!” pinta Noura.
“Baiklah” sahut Hasan pasrah.

Dalam hati sebenarnya Hasan sangat ingin mengajak Noura untuk berta’aruf. Semenjak sama - sama di tingkat satu perkuliahan, Hasan sudah jatuh cinta pada Noura. Namun Noura tak menyadarinya. Sejak setahun belakangan, Hasan meminta pada Mama dan Papanya agar diijinkan menikah walaupun ia belum lulus kuliah. Dengan bekal ceramah dari seorang ustad yang pernah ia dengar, Hasan mantap meminta izin pada kedua orang tuanya. Dengan bahasa yang halus dan tertata, Hasan menyampaikan niatnya dengan hati - hati.


***
Sebulan sebelumnya.

“Pa, Ma, boleh bicara sebentar?” pinta Hasan suatu sore di rumahnya saat akhir pekan.
“Bolehlah sayang” sahut Mama lembut dan mempersilahkan Hasan duduk disamping kanannya.

“Kenapa Nak?” tanya papa penasaran.

“Mau sharing aja Ma, Pa. Kemarin Hasan habis ikut kajian ustad, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim [66]:6).

Allah Azza Wa Jalla juga memberikan hamba - hambaNya rezekin agar dapat manusia gunakan di jalanNya dan melindungi dirinya dari api neraka. Contohmya adalah berinfaq, bershodaqoh yang dapat menjadi penghalang manusia dari api neraka…”

Belum selesai pak Arto memotong prmbicaraan Hasan.
“Maksud kamu, Papa sama Mama harus banyak sedekah, San?”

“Bukan Pa, maksud aku tuh, ingin menyampaikan jika harta yang kita miliki berguna untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka. Contoh lain, seperti teman Hasan yang menikah muda, karena ia masih kuliah, namun ia sudah sangat ingin menikah, akhirnya dari pada berzina, sang keluarga setuju untuk menikahkan teman Hasan itu. Karena mereka sadar dan paham jika kelebihan harta mereka harus mereka gunakan untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka.

Keluarga teman Hasan dan keluarga dari pasangannya sepakat tetap membiayai mereka berdua seperti sebelum menikah hingga mereka lulus dan memiliki penghasilan sendiri. Tapi Alhamdulillah lho, Pa, mereka lulus lebih cepat dari Hasan. Dan sekarang mereka sedang lanjut program S2 agar bisa membuka tempat terapi untuk anak berkebutuhan khusus.”

“Ooh..Papa ngerti maksud kamu, kamu mau menikah juga ya?” selidik pak Arto.

“Menikah???” seru Mama tak percaya.

Hasan hanya tersenyum malu. Namun senyuman itu berubah saat Mama berkata sesuatu.

#tobecontinue

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...