Langsung ke konten utama

Luly dan Laly Bekerja sama





@Winda Novianti

“Laly, kamu sudah dapat berapa wortel?” tanya Luly sambil memandangi wortel - wortel yang ia dapatkan

“Ehm...belum Luly” sahut Laly agak ragu

“Ya ampuuuuun… Laly, kamu pasti sudah memakan wortel - wortel itu kan?”

“Hehehe…, iya Luly maaf, aku...aku...tidak tahan melihat wortel sesegar itu, jadi setelah ku petik, aku makan saja”

Luly terdiam, ia merasa sebal dengan adiknya itu, jika bukan karena perintah ibu, Luly rasanya malas untuk bekerja sama dengan Laly.
Di rumah pun Laly anak pemalas yang tidak mau membantu ibu, karenanya Luly diperintah ibunya agar mengajarkan Laly mau bekerja sama.
Namun Luly bingung, bagaimana caranya Laly bekerja tanpa memakan wortel - wortel itu lagi ketika memetiknya.

“Ah…, aha!” Luly dapat ide

“Laly, tadi kita sama - sama bekerja memetik wortel, sekarang kita bekerja sama memetiknya!” ucap Luly senang

“Kerjasama?” Laly belum paham

“Iya, kamu yang memetik dan aku yang menampung wortel - wortel itu agar cepat selesai dan bisa segera pulang untuk di masak ibu dan dibagikan kepada para tetangga kita”

“Oooh…, tapi bagaimana jika aku saja yang menampung?”

“Tidak! Nanti akan habis kamu makan”

“Hehehe…, baiklah”

Mereka pun bekerja sama dengan penuh tanggung jawab dan ceria, tak terasa waktu sudah berlalu cepat.

“Laly, sudah siang, matahari sudah mulai panas, kita harus segera pulang!”

“Iya”

Mereka pun pulang dengan bahagia sambil menggotong bersama hasil panen wortel yang mereka kerjakan dengan bekerja sama. Di jalan Laly meminta maaf pada Luly, karena sudah tidak bekerja sama dengan baik. Dia telah memakan wortel yang dipetiknya, padahal jika tak ia makan, ia dan Luly dapat pulang lebih awal karena wortel yang dipetik sudah banyak.

Luly kakak yang baik dan penyayang, memaafkan adiknya itu dan mengucapkan terima kasih karena mau bekerja sama, Luly juga meminta agar Laly mau bekerja sama di rumah dengan membantu pekerjaan ibu. Laly mengangguk setuju.

Saat tiba di rumah, ibu bahagia melihat banyak wortel yang dipetik namun ibu lebih bahagia mendengar cerita Luly jika adiknya Laly sudah mau bekerja sama. Karena pekerjaan yang dikerjakan secara gotong royong akan lebih mudah dan cepat selesai.

Ibu pun memeluk Luly dan Laly.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung dalam Senam

Mengulang sesuatu apalagi pelajaran, terkadang menjemukkan bagi semua orang apalagi bagi anak - anak. Namun, memang benar jika materi Matematika itu ada di sekitar kita, kita dapat terus mengingatkan ananda tanpa mereka merasa mengulang. Seperti pagi ini, saya mengajak anak - anak berjemur karena mereka sedang flu dan sambil berolahraga kemudian saya mengajak mereka berhitung bersama. #Tantangan10Hari #Level6 #Day9 #KuliahBunsayIip #ILoveMath #MathAroundsUs

Jangan Malu mengawali Ibadah, bundaa

Gambar vebma.com Dalam beribadah kepada Allah, tentunya harus kita dahulukan dari hal apapun. Bagi, para Bunda, tentu sudah tahu, jika hubungan pasutri itu adalah ibadah, karenanya bunda jangan pernah merasa malu untuk mendahului para papa dan ayah dalam melaksanakan ibadah suci itu. Karena dalam sebuah hadist. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ » “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahw...

Aku6

#AKU6 Usai periksa ke dokter dan dokter pun memberi ucapan selamat padaku dan berkata “Anak mahal ini bu, dijaga ya bu” MasyaAllah......, rasanya percaya tak percaya. Aku langsung memberi kabar teman – teman mengajar di group WA. Dari sekolah tempat mengajar ke rumah sakit, aku menggunakan motor, karena jika mengajar aku mengendarai motor. Tapi ketika aku tahu setelah pemeriksaan ternyata hamil, aku bingung dan takut, “Duuuh, pulangnya naik apa yak? Masa naik taxi? Motor gimana ya?” tanyaku dalam hati. “Ya Allah, lindungilah hamba” setelah berdoa aku yakin untuk pulang naik motor. Motor ku bawa dengan pelan sekali dan karena sudah malam aku harus lebih memperhatikan jalan jika ada polisi tidur atau jalan berlubang. Dan sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit ke rumah, rasa haru karena bahagia dan syukur memenuhi dadaku. Namun masih ada rasa tak percaya atas karunia ini. “Ya Allah, Alhamdulillah”. Suami tahu aku ke rumah sakit namun tahunya hanya akan mengambil hasil tes te...